Portal & Informasi Seputar Bandung Raya
Indeks

Arti Tarhib Ramadhan dan Contoh Amalannya

Tarhib Ramadhan adalah ungkapan selamat datang. Kata tersebut berasal dari bahasa Arab yang biasa digunakan untuk sambutan.

Padanan kata tarhib dalam bahasa Arab, yaitu Rihab (رحاب), Ruhbah (رحبة), Tarhab (ترحاب.). Arti dari padanan kata ini tidaklah jauh berbeda, yaitu tanah lapang, luas, ramah, senang atau bahagia, dan dengan tangan terbuka.

Tarhib merupakan ungkapan selamat datang atas sesuatu hal yang indah. Kata tarhib juga bisa diakronimkan dengan kata yang lebih populer, yaitu marhaban yang merujuk pada penggambaran menyambut tamu dengan dada yang lapang, penuh kegembiraan, dan persiapan.

Di Indonesia, tahrib Ramadhan juga biasa dilakukan dengan kajian fiqih puasa hingga halaqah-halaqah seputar bulan Ramadhan. Tradisi tahrib juga menyesuaikan dengan kebiasaan adat setempat seperti, Meggengan dari tradisi Jawa yang dimulai dari ziarah kubur kemudian mengundang makan bersama dengan makanan tertentu yang dipenuhi dengan filosofis.

Sementara, dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, sebelum memasukinya pun kita harus bersiap dari jasmani dan rohani untuk berlomba-lomba mendapatkan keridhaan-Nya. Dikutip dari buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT? karya Alexander Zulkarnaen, Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya, bahwa Salman Al Farisi RA., meriwayatkan sebuah hadits, yaitu:

“Pada hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah SAW berkhotbah kepada kami, “Wahai manusia, kini telah dekat kepadamu suatu bulan (Ramadhan) yang agung, bulan yang sarat dengan berkah, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari pada seribu bulan. Inilah bulan yang Allah SWT tetapkan puasa di siang harinya sebagai ibadah wajib dan salat tarawih di malam harinya sebagai ibadah sunnah.”

Diriwayatkan juga bahwa dalam bulan Ramadhan memiliki beberapa keutamaan lain, yaitu sepuluh hari pertama Allah SWT menurunkan rahmat, sepuluh hari kedua Allah SWT memberikan ampunan, dan sepuluh hari yang terakhir Allah SWT akan membebaskan umat-Nya dari api neraka Jahanam. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pada bulan Ramadhan, diutamakan untuk berbuat empat perkara, yaitu:

“Dua perkara dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu dan yang dua lagi kamu pasti memerlukannya. Dua perkara yang mendatangkan keridaan Allah SWT adalah melafalkan kalimah thayyibah dan istighfar sebanyak-banyaknya. Dua perkara yang kita pasti memerlukannya adalah memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api Jahanam. Barangsiapa memberi makan dan minum orang yang berpuasa, Allah SWT juga akan memberinya minum dari telaga-Nya (haudh) yang sekali minum saja dia tidak akan merasakan dahaga lagi hingga dia memasuki surga.” (HR Ibnu Huzaimah)

Salah satu amalan lainnya yang sering dilakukan oleh orang Indonesia ketika memasuki bulan Ramadhan adalah dengan berziarah ke makam orang tua atau leluhur. Amalan ini dijelaskan oleh Allah SWT melalui Al-Qur’an Surah Al Maidah ayat 35, yaitu:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣٥

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.”

Selain ayat di atas, melalui Tafsir Quran dijelaskan bahwa kita juga dapat meminta wasilah atau berdoa kepada Rasulullah SAW. Perihal wasilah ini termuat dalam sabda Rasulullah SAW, yaitu:

اِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَيَّ فَسَلُوا الْوَسِيْلَةَ، قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَمَا الْوَسِيْلَةُ؟ قَالَ: اَعْلَى دَرَجَةٍ فِى الْجَنَّةِ لاَ يَنَالُهَا اِلاَّ وَاحِدٌ وَاَرْجُوْ اَنْ اَكُوْنَ اَنَا هُوَ (رواه أحمدعن أبي هريرة)

Artinya: “Apabila engkau bersalawat kepadaku, maka mintakanlah untukku “wasilah”. Lalu beliau ditanya: “Wahai Rasullullah, apakah wasilah itu?” Rasullulah menjawab, “Wasilah itu ialah derajat yang paling tinggi di Surga tidak ada yang akan mencapainya kecuali seorang saja dan saya berharap, sayalah orang itu.” (HR Ahmad dari Abu Hurairah)

Itulah sedikit banyak pembahasan mengenai tarhib Ramadhan dan beberapa amalan yang bisa kita lakukan ketika membersamai tarhib itu sendiri. Semoga dengan tulisan ini, kita mampu mempersiapkan diri lebih baik di waktu datangnya bulan Ramadhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *